Assalamu'alaikum .....
Kembali lagi dengan saaya mike sendiri, saya di sini akan menjelaskan dan mengiringi anda saya belajar tentang blog.:) terimakasih tentang motivasi selama bapak mengar di semester 2 dan akhirnya kami sudah cukup paham ya :) . terimakasih juga atas dukungan sahabat aku .:)
LINGUISTIK TERAPAN
Veröffentlicht: Januar 3, 2014 in Angewandte
der Linguistik0
Pengertian Linguistik Terapan
Kata terapan/menerapkan, berpadanan dengan to apply,
yang artinya Memakai atau Menggunakan bisa juga dimaknai menginjak,
mempergunakan, dan mengerahkan. Makna kata Applied = put to practical use.
Dari kata applied lahir gabungan kata applied linguistic yang
sepadan dengan linguistic terapan.
Linguistik terapan adalah terapan ilmu bahasa dalam
bidang praktis. Ilmu ini dapat dipandang sebagai disiplin baru yang dapat
berkembang dan diakui keberadaannya. Penulis menganggap bahwa linguistik
terapan sudah merupakan suatu disiplin ilmu yang memenuhi berbagai fungsi
bahasa dan memiliki dasar ilmu yang saling berkaitan, serta terbuka, sehingga
dapat dikatakan bahwa leksikografi, penerjemahan, patologi, dan terapi wicara
adalah bagian dari Linguistik terapan. Khusus dalam bidangpengajaran bahasa
penulis menyarankan bahwa seorang guru hendaknya dibekali dengan bekal ilmu
yang cukup, mencakup ilmu bahasa itu sendiri dan kemampuannya mengajarkan
bahasa. Linguistik terapan menjembatani antara ahli bahasa, peneliti bahasa,
dan pelaksana di lapangan, yaitu guru bahasa.
Linguistik terapan juga dapat diartikan sebagai suatu
ilmu yang berusaha menerapkan hasil penelitian dalam bidang linguistik untuk
keperluan praktis. Linguistik terapan dapat juga dimanfaatkan untuk memecahkan
persoalan-peroalan praktis yang banyak sangkut pautnya dengan bahasa. Jadi,
linguistik hanya dipakai sebagai alat. Misalnya, dalam pengajaran bahasa,
linguistik dapat di manfaatkan untuk mengajarkan bahasa agar perolehan anak
akan lebih meningkat.
Adapun objek kajian linguistik terapan tidak lain
adalah bahasa, yakni bahasa manusia yang berfungsi sebagai (1) sistem
komunikasi yang menggunakan ujaran sebagai medianya; (2) bahasa keseharian
manusia, (3) bahasa yang dipakai sehari-hari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat tertentu, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan an ordinary
language atau a natural language. Ini berarti bahasa lisan (spoken
language) sebagai obyek primer linguistik, sedangkan bahasa tulisan (written
language) sebagai obyek sekunder linguistik, karena bahasa tulisan dapat
dikatakan sebagai “turunan” bahasa lisan.
B. Bidang-bidang Linguistik Terapan
Linguistik Terapan (appllied linguistics) mencakup
bidang: pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikologi, fonetik terapan,
sosiolinguistik terapan, pembinaan bahasa internasional, pembinaan bahasa
khusus, linguistik medis, mekanolinguistik. Penjelasanya sebagi berikut:
- Pengajaran bahasa, mencakup metode-metode pengejaran bahasa, ucapan bunyi-bunyi dengan pelajaran bahasa, strategi, model, dan cara-cara pengajaran bahasa.
- Penerjemahan, mencakup metode dan teknik pengalihan amanat dari satu bahasa ke bahasa yang lain.
- Leksikologi, mencakup metode dan teknik penyusunan kamus.
- Fonetik terapan, mencakup metode dan teknik pengucapan bunyi-bunyi dengan tepat, misalnya untuk melatih orang yang gagap, untuk melatih pemain drama dan sebagainya.
- Sosiolinguistik terapan, mencakup pemanfaatan wawasan sosiolinguistik untuk keperluan praktis, seperti perencanaan bahasa, pembinaan bahasa, pemberantasan buta aksara, dan sebagainya.
- Pembinaan bahasa internasional, mencakup usaha untuk menciptakan komunikasi dan saling pengertian internasional dengan menyusun bahasa buatan.
- Pembinaan bahasa khusus, mencakup penyusunan istilah dan daya bahasa dalam bidang-bidang, antara lain dalam militer, dalam dunia penerbangan, dalam dunia pelayaran.
- Linguistik medis, mambantu bidang patalogi dalam hal penyembuhan cacat.
- Mekanolinguistik, mencakup penggunaan linguistik dalam bidang komputer dan usaha untuk membuat mesin penerjemah, usaha pemanfaatan komputer dalam penyelidikan bahasa.
Kajian linguistik terapan merupakan salahsatu bagian
dari kajian linguistik interdisipliner. Kajian interdisipliner tersebut antara
lain sebagai berikut:
- Filsafat bahasa, adalah kajian yang mengupas kodrat kedudukan bahasa manusia dalam hubungannya dengan filsafat dan peranan melahirkan pemikiran filsafat.
- Psikolinguistik, adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan prilaku serta akal budi manusia atau ilmi interdisipliner linguistik dengan psikologi.
- Etnolinguistik, adalah cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat pedesaan atau masyarakat yang belum mempunyai tulisan. Bidang ini disebut juga linguistik antropologi.
- Fonetik, adalah bagian dalam ilmu linguistik yang mempelajari tentang bunyi yang diproduksi oleh manusia.
- Stilistika, adalah salah satu bagian dalam ilmu linguistik yang mempelajari tentang gaya bahasa.
- Sosiolinguistik, adalah salahsatu bagian dalam linguistik yang membahas tentang hubungan antara bahasa dengan masyarakat pemakainya.
- Semiotika, adalah bagian dalam ilmu linguistik yang membahas tentang produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi.
- Epigrafi, adalah salahsatu bagian dalam ilmu linguistik yang berusaha meneliti benda-benda tertulis yang berasal dari masa lampau. Salah satu contohnya adalah prasasti.
- Filologi, adalah bagian dalam ilmu linguistik yang mempelajari naskah-naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno.
C. Hubungan Linguistik terapan
dengan Pembelajaran Bahasa
Kaitan antara linguistik terapan dan pengajaran
bahasa, Soenardji menjelaskan sebagai berikut: Analisis ilmiah atas berbagai
gejala yang terumuskan menjadi kaidah fonologik, morfologik dan sintaktis
diproses menjadi bahan ajar dalam pengajaran bahasa.
Menurut Basiran (1999) tujuan pembelajaran bahasa
adalah meningkatkan keterampilan pembelajar dalam berkomunikasi di berbagai
konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna,
peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa.
Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
Hasil pembahasan akademik dan hasil penelitian yang
punya bobot teoritik kebahasaan ditransfer menjadi dalil-dalil pemandu
pemakaian bahasa yang baik dan benar melalui kegiatan pendidikan bahasa. Kalau
kita umpamakan linguistik dan pengajaran sebagai dua kutub, maka antara dua
kutub itu perlu adanya penyambung yang dapat melayani keduanya dengan
sebaik-baiknya.
Sarana pelayanan itu adalah suatu disiplin baru yang
disebut linguistik terapan. Bagi kepentingan pengajaran bahasa, linguistik
terapan tersebut memusatkan perhatiannya pada:
- Butir-butir teoritik yang mempunyai keabsahan kuat dalam linguistik, dan;
- berbagai kemungkinan dan alternatif untuk memandu pelaksanaan pengajaran bahasa.
Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa
harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam
kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai
petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat
disebutkan sebagai berikut:
- Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat.
- Pembelajaran tersebut diberi kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas.
- Pembelajaran tersebut bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa.
- Pembelajaran tersebut disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran.
- Jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka.
- Jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri.
Sejarah Linguistik Terapan
Istilah linguistik terapan mengacu pada berbagai
kegiatan yang melibatkan beberapa hal yang terkait dengan pemecahan masalah
bahasa atau menangani beberapa kekhawatiran terkait bahasa. Ia seolah-olah
diterapkan linguistik, setidaknya di Amerika Utara, pertama secara resmi diakui
sebagai kursus independen di University of Michigan pada tahun 1946.
Selama akhir 1950-an dan awal 1960-an, penggunaan
istilah ini secara bertahap diperluas dengan memasukkan apa yang kemudian
dirujuk ke terjemahan otomatis. Pada tahun 1964 setelah dua tahun bekerja
persiapan dibiayai oleh Dewan Eropa, Association Internationale de Linguistique
Appliquée (Asosiasi Internasional Linguistik Terapan biasanya disebut oleh
Perancis AILA singkatan) didirikan dan kongres internasional pertama yang
diadakan di Nancy, Perancis.
Makalah untuk kongres itu diminta dalam dua alur
pengajaran bahasa asing yang berbeda dan terjemahan otomatis. Selama
bertahun-tahun, dengan fokus perhatian terus memperluas. pengurus AILA
menggambarkan diterapkan linguistik “sebagai sarana untuk membantu memecahkan
masalah-masalah tertentu dalam masyarakat.
Linguistik diterapkan berfokus pada berbagai daerah
dan kompleks dalam masyarakat di mana bahasa memainkan peran Tampaknya terdapat
konsensus bahwa tujuannya adalah untuk menerapkan temuan dan teknik dari
penelitian dalam linguistik dan disiplin terkait untuk memecahkan masalah
praktis.
Selain pengajaran bahasa asing dan terjemahan mesin,
sampling sebagian isu-isu yang dianggap penting bagi bidang linguistik
diterapkan saat ini termasuk topik-topik seperti bahasa untuk tujuan khusus
(misalnya bahasa dan masalah komunikasi yang berkaitan dengan penerbangan,
gangguan bahasa, hukum, kedokteran, ilmu ), kebijakan dan perencanaan bahasa,
dan bahasa dan masalah keaksaraan.
Di Britania Raya, sekolah pertama linguistik
diterapkan diperkirakan telah dibuka di tahun 1957 di Universitas Edinburgh
dengan Ian Catford sebagai Kepala. Di Amerika Serikat, sebuah organisasi
pendidikan nirlaba, yang Pusat Linguistik Terapan (CAL), didirikan pada tahun 1959
dengan Charles Ferguson sebagai Direktur yang pertama.
CAL misi tetap untuk ‘mempromosikan studi bahasa dan
untuk membantu orang dalam mencapai pendidikan, pekerjaan, dan sosial tujuan
mereka melalui komunikasi yang lebih efektif’. Organisasi melakukan misinya
dengan mengumpulkan dan menyebarkan informasi melalui berbagai tempat transaksi
yang sudah beroperasi, dengan melakukan penelitian praktis, dengan
mengembangkan materi praktis dan pelatihan individu seperti guru,
administrator, atau spesialis sumber daya manusia untuk menggunakan ini untuk
mengurangi hambatan yang membatasi kemahiran bahasa dapat berpose untuk budaya
dan bahasa beragam individu ketika mereka mencari dan efektif partisipasi penuh
dalam pendidikan atau peluang kerja.
Sedangkan sejarah Linguistik Terapan di Indonesia,
hingga saat ini studi linguistik di Indonesia belum ada catatan yang lengkap,
meskipun studi linguistik di Indonesia sudah berlangsung lama dan cukup
semarak.
Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan
oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan
pemerintahan kolonial. Pendidikan formal linguistik di fakultas sastra (yang
jumlahnya juga belum seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai
akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa
tradisional yang sangat bersifat normatif.
Perubahan baru terjadi, lebih tepat disebut perkenalan
dengan konsep-konsep linguistik modern. Pada tanggal 15 November 1975, atas
prakarsa sejumlah linguis senior berdirilah organisasi kelinguistikan yang
diberi nama Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI).
Anggotanya adalah para linguis yang kebanyakan
bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan di
lembaga-lembaga penelitian kebahasaan. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa
nasional, bahasa persatuan, dan bahasa negara maka bahasa Indonesia tampaknya
menduduki tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri.
Ramelan menjelaskan tentang
kegunaan linguistik terhadap pengajaran bahasa, antara lain:
1)
Memberi pijakan tentang prinsip-prinsip pengajaran bahasa asing, termasuk
didalamnya pendekatan, metode dan teknik.
2)
Memberi arahan atau pijakan mengenai isi/materi bahasa yang akan diajarkan yang
didasarkan pada diskripsi bahasa yang mendetail, termasuk cara
mempresentasikan.
Selanjutnya Ramelan menyatakan,
jika para linguis struktural percaya akan sumbangan linguistik terhadap
pengajaran bahasa, maka linguis transformsional tidak pernah mengklaim
demikian.
Menurut yang terakhir,
linguistik adalah suatu ilmu yang otonom, yang mencoba mempelajari bahasa
sebagai alat komunikasi yang digunakan manusia tanpa mempertimbangkan kemungkinan
teori mereka tentang bahasa dapat diterapkan pada pengajaran bahasa.
Ini mungkin tidak dapat
dilepaskan dari sikap Chomsky sendiri (tokoh transformasional), bahkan dia
pernah menyatakan dalam suatu konferensi guru-guru bahasa, bahwa seorang linguis
tidak pernah bermaksud menyibukkan dirinya dalam persoalan-persoalan pengajaran
bahasa (linguists never intended to address themselves to thee problem of
teaching a language).
Meskipun demikian, banyak
penganut tranformasional yang percaya bahwa aspek kreatif bahasa yang ada pada
diri seseorang (salah satu tinjauan aliran ini) dapat diterapkan pada
pengajaran bahasa, misalnya dengan melatih siswa untuk menciptakan dan
menghasilkan kalimat-kalimat dalam bahasa yang sedang mereka pelajari.
Sementara kesepakatan linguis
struktural tentang peranan linguistik terhadap pengajaran bahasa, juga tidak
terlepas dari sikap Bloomfield. Disamping dia seorang linguis, dia juga seorang
yang ahli di bidang pengajaran bahasa.
Hal ini ditunjukkan dari
perhatiannya yang besar terhadap pengajaran bahasa-bahasa modern. Bahkan dia
sangat mengkritik penggunaan metode tata bahasa terjemahan (grammar-translation
method). Menurutnya tujuan utama pengajaran bahasa asing harus didasarkan pada
penguasaan oral bahasa tersebut. Dari sini lahir suatu pendekatan yang terkenal
dengan “Oral-Aural Approach”.
Linguistik adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan. Dibicarakan
subdisiplin Linguistik itu secara garis
besar dari segi :
a. Pembidangannya
b. Sifat Telaahnya
c. Pendekatan Objeknya
d. Instrumen
e. Ilmu-ilmu lain
f. Penerapannya
g. Aliran dari teori yang mendasarinya.
a. Pembidangannya
b. Sifat Telaahnya
c. Pendekatan Objeknya
d. Instrumen
e. Ilmu-ilmu lain
f. Penerapannya
g. Aliran dari teori yang mendasarinya.
Jenis-Jenis Linguistik.
a) Jenis-Jenis linguistik berdasarkan pembidangannya.
1. Linguistik umum / general linguistics.
>>Adalah ling yang merumuskan secara umum semua bahasa manusia yang bersifat alamiah.
2. Linguistik terapan (Applied Linguistik).
>>Adalah ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis , seperti dalam pengajaran bahasa, terjemahan, penyusunan kamus, dan sebagainya.
a) Jenis-Jenis linguistik berdasarkan pembidangannya.
1. Linguistik umum / general linguistics.
>>Adalah ling yang merumuskan secara umum semua bahasa manusia yang bersifat alamiah.
2. Linguistik terapan (Applied Linguistik).
>>Adalah ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis , seperti dalam pengajaran bahasa, terjemahan, penyusunan kamus, dan sebagainya.
3.
Linguistik teoritis.
>>Adalah hanya ditujukan untuk mencari atau menemukan teori-teori
linguistik belaka.
b) Jenis-jenis linguistik berdasarkan telaahnya.
1. Linguistik Mikro.
>>Adalah struktur internal bahasa itu sendiri, mencakup struktur fonologi, morpologi, sintaksis dan leksikon.
2. Linguistik Makro.
>>Adalah bahasa dalam hubungannya dengan factor-faktor di luar bahasa, seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolilinguistik dan dialektologi.
c) Jenis-jenis linguistik berdasarkanpendekatan objek.
1. Linguistik Deskriptif.
>>Adalah linguistik yang hanya menggambarkan bahasa apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
2. Linguistik Perbandingan.
>>Adalah jenis linguistic yang membedakan 2 bahasa atau lebih pada waktu yang berbeda.
3. Linguistik Kontrastif.
>>Adalah jenis linguistic yang membedakan 2 bahasa atau lebih pada waktu tertentu.
4. Linguistik Singkronis.
>>Adalah jenis linguistic yang mempelajari 1 bahasa pada satu waktu.
5. Linguistik Diakronis.
>>Adalah jenis linguistic yang mempelajari 1 bahasa pada satu waktu yang berbeda.
d) Jenis-jenis linguistik adanyadisebut linguistik sejarah dan sejarah linguistik.
1. Linguistik Sejarah
>>Adalah mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa atau sejumlah bahasa, baik dengan diperbandingkan maupun tidak.
2. Sejarah Linguistik.
>>Adalah mengkaji perkembangan ilmu linguistic, baik mengenai tokoh-tokohnya, aliran-alirannya, maupun hasil-hasil kerjanya.
What are Linguistics and Applied Linguistics about?
Anyone can study Linguistics and
Applied Linguistics. It is not necessary to know a language other than English,
or to be good at learning languages, to do well in Linguistics and Applied
Linguistics. The field offers rigorous intellectual training which stands one
in good stead wherever clear, independent, creative thinking is valued. Applied
Linguistics will be of particular interest to those studying second or foreign
languages, and to anybody seriously interested in practical issues to do with
communication in social contexts. It is also a useful general preparation for a
career in second or foreign language teaching, including teaching English as a
Foreign Language (TEFL) or as a Second Language (TESL).
Linguistics and Applied
Linguistics is inherently a multi-disciplinary study, drawing on methodologies
and theories from many fields, including archaeology, psychology, anthropology,
history, literature, philosophy, sociology, social theory, education, the
mathematical sciences and computer science. Thus it has contributions to make to
a range of study and professional practice areas.
PEMEROLEHAN
BAHASA (LANGUAGE ACQUISITION)
Pemerolehan
bahasa (bahasa
Inggris: language
acquisition) adalah proses manusia mendapatkan
kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman
dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis, fonetik, dan kosakata yang
luas. Bahasa
yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa
lisan atau manual seperti pada bahasa
isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa
pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu
mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji
pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa.
A. HAKEKAT
PEMEROLEHAN BAHASA (LANGUAGE ACQUISITION )
Istilah pemerolehan bahasa atau language
acquisition biasanya diikuti oleh kata pertama atau kedua , sehingga kita kenal
istilah pemerolehan bahasa pertama (PB1) atau first language acqisition dan
pemerolehan bahasa kedua (PB2) atau second language acquisition . Pemerolehan
bahasa pertama berkaitan dengan segala aktivitas seseorang dalam menguasai
bahasa ibunya. Jalur kegiatannya dapat melalui pendidikan informal dan
pendidikan formal. Pemerolehan bahasa kedua berlangsung setelah seseorang
menguasai atau mempelajari bahasa pertama. Jalur kegiatannya dapat melalui
pendidikan informal dan pendidikan formal. Istilah pendidikan informal itu,
dalam bukunya Henry Guntur Tarigan (1995:4), biasa juga disebut “learning a
language at home ” (Harding & Riley, 1986:21) atau “untutored or
naturalistic acquisition ” (Ellis, 1987:5); sedangkan pendidikan formal disebut
oleh pakar ersebut sebagai “learning a language at school ” atau “tutored or
classroom acquisition ”. Henry Guntur Tarigan menyebut pendidikan informal itu
sebagai pengajaran bahasa secara alamiah dan pendidikan formal sebagai
pengajaran bahasa secara ilmiah . Dulay [et al], (1981:11) dalam bukunya Henry
Guntur Tarigan (1995:5) berpendapat bahwa pengajaran bahasa secara alamiah sama
dengan pengajaran bahasa secara ilmiah. Demikian pula menurut Ellis dalam buku
yang sama bahwa kedua istilah itu dapat dipertukarkan dengan pengertian yang ku
rang lebih sama. Para pakar tersebut sependapat bahwa pengajaran bahasa secara
alamiah disebut pemerolehan bahasa (language acquisition) dan pengajaran bahasa
secara ilmiah disebut pemelajaran bahasa (language learning). Mereka yang
beranggapan bahwa pengajaran bahasa secara informal tidak sama dengan
pengajaran bahasa secara formal memberikan argumentasi sebagai berikut: belajar
bahasa secara informal itu tidak berencana, kebetulan, tidak disengaja, dan
tidak disadari; sedangkan belajar bahasa secara formal berdasarkan perencanaan
yang matang, disengaja, dan di disadari. Dari gambar diatas dapat disimpulkan
bahwa pemerolehan bahasa (language acquisition) diperoleh melalui pendidika n
informal yaitu pedidikan yang didapat dirumah atau dipelajari secara alamiah
dengan tidak direncanakan dan tidak disengaja bisa dengan sendirinya dengan
tidak disadari. Sementara pemelajaran bahasa didapat dengan melalui pendidikan
formal tentunya dengan cara direncanakan dan disengaja dan juga disadari.
B.
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA (FIRST LANGUAGE ACQUISITION )
Seperti apa yang telah
diuraikan diatas bahwa pemerolehan bahasa pertama diperoleh melalui aktivitas
seseorang dalam menguasai bahasa ibunya. Dimana jalur kegiatannya bisa didapat
melalui pendidikan informal dan pendidikan formal. Dibawah ini dibahas tentang
teori-teori dan juga pendekatan-pendekatan pada pemerolehan bahasa pertama
(first language acquisition) yang diambil dari Brown (1980) dalam bukunya yang
berjudul “Principles of Language Learning and Teaching”. 1. Teori Behavioristik
(Behavioristc Theories ) Pada teori ini bahwa bahasa adalah bagian yang
fundamental pada segenap sikap manusia dan ahli si kap telah menguji bahwa eori
ini digunakan untuk memformulasikan teori-teori pemerolehan bahasa yang
konsisten. Pendekatan behavioristik berfokus pada aspek-aspek perilaku
linguistik yang dapat dimengerti atau direspon yang bisa diamati secara umum
dan hubungan respon-respon tersebut dengan peristiwa yang ada didunia yang
melingkupinya. Salah satu upaya yang sangat terkenal pada konstruksi sebuah
model behavioristik pada behavior linguistik adalah “Verbal Behavior” oleh
klasiknya Skinner (1957) yang dengan eksperimennya yaitu binatang didalam
“Skinner’s boxes” atau boks-boks Skinner. Teori Skinner pada verbal behaviour
merupakan perluasan dari teori umumnya pada teori belajar “Operant
Conditioning”, yaitu pengkondisian organisme manusia untuk memancarkan sebuah
respon, atau operant. 2. Teori Generatif Bertolak pada rangkaian teoritis kita
menjumpai teori-teori pada bahasa anak, dengan pendekatan rasionalistiknya. Ada
dua tipe teori generatif yang menandai pada penelitian bahasa anak, dan
keduanya memberikan rankaian yang sama. Tipe pertama adalah pendekatan nativis
(nativeist approach) dimana dalam pendekatan ini bahwa pemerolehan bahasa ditentukan
melalui bawaan sejak lahir (innate) dengan berjenis alat yang membangun yang
merupakan konstruksi sistem terdalam dari bahasa untuk memberi kecenderungan
memperoleh bahasa, termasuk persepsi sistematis bahasa sekitar kita. dan yang
kedua adalah yang disebut pendekatan kognitif (cognitive approach) dimana pada
pendekatan ini yang menurut Brown (1980:25) bahwa pendekata n kognitif lebih
menekankan pada tingkatan terdalam dari bahasa dimana memori, persepsi,
pikiran, makna dan emosi secara saling bergantung dan tersusun dalam
superstruktur otak manusia. Para ahli bahasa mulai melihat bahwa bahasa
merupakan manifestasi perkembangan umum suatu aspek kemampuan kognitif dan
afektif untuk berhubungan dengan dunia dan diri sendiri.[1]C. BAGAIMANA ANAK-ANAK MEMPEROLEH BAHASA PERTAMA
D. LANGKAH-LANGKAH PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA
REFERENCES
Terimakasih sudah membaca isi blog saayaa . maaf jika ada kekurangan dan saya berharap lah comment dari yang membaca dan Terima kasih banyak kepada BAPAK BUDIANTO HAMMUDIN, M.Esl yang telah membibing saya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar